Puisi.
Basuh Muka dengan Air Mata
Oleh Muh Shodiq Masrur
Sudahkah aku bercerita tentang Gaza? Gaza sebuah kota dipelupuk mata, tapi nyawa seakan tak berharga dimana tanah terbentuk dari air mata, sedangkan airnya bersumber dari tetesan darah sebuah duka Gaza sebuah kota yang selalu terguncang oleh tangisan, yang meruntuhkan rumah, sekolah secara luluh rantah dengan tanah yang rata, bercampur luka dari teriakan ribuan peluru senapan yang bercerita Tentang Gaza! Sudahkah aku bercerita? Ribuan batu tersebar di tanah Gaza, buat penghibur para serdadu di panggung setan paling megah, dan diujung sana mayat-mayat bergeletakan diperadaban senjata tanpa do'a Dan pernah kau dengar? Tangisan bayi di tanah Gaza bercengkrama dengan suara gemuruh ratusan roket yang menghiasi langit hitam, sehitam awan mendung pembawa penderitaan, tangisan, rintihan dan kesengsaraan Lalu kapan? Kau bertanya kabar tentang Palestina! Ratusan, ribuan, jutaan alunan lagu tercipta untuk mengiringi kepergian para syuhada, sejak mulainya pergeseran peradaban di jalur Gaza Atau barangkali? Kau memang apatis dengan Palestina! Membiarkan jutaan orang tertindas di tanah kelahiran yang bejek dengan darah. Seakan hanya pasrah apa yang terjadi di Palestina, pasrah yang resah di lautan sejarah yang menenggelamkan bangsa Filistin dengan air bah pembawa duka dari lautan tengah Mediterania Sudahlah, Aku tak mau bercerita lagi, Sayang Dan pulanglah! Basuh muka kau dengan air mata
Basuh Muka dengan Air Mata
Oleh Muh Shodiq Masrur
Sudahkah aku bercerita tentang Gaza? Gaza sebuah kota dipelupuk mata, tapi nyawa seakan tak berharga dimana tanah terbentuk dari air mata, sedangkan airnya bersumber dari tetesan darah sebuah duka Gaza sebuah kota yang selalu terguncang oleh tangisan, yang meruntuhkan rumah, sekolah secara luluh rantah dengan tanah yang rata, bercampur luka dari teriakan ribuan peluru senapan yang bercerita Tentang Gaza! Sudahkah aku bercerita? Ribuan batu tersebar di tanah Gaza, buat penghibur para serdadu di panggung setan paling megah, dan diujung sana mayat-mayat bergeletakan diperadaban senjata tanpa do'a Dan pernah kau dengar? Tangisan bayi di tanah Gaza bercengkrama dengan suara gemuruh ratusan roket yang menghiasi langit hitam, sehitam awan mendung pembawa penderitaan, tangisan, rintihan dan kesengsaraan Lalu kapan? Kau bertanya kabar tentang Palestina! Ratusan, ribuan, jutaan alunan lagu tercipta untuk mengiringi kepergian para syuhada, sejak mulainya pergeseran peradaban di jalur Gaza Atau barangkali? Kau memang apatis dengan Palestina! Membiarkan jutaan orang tertindas di tanah kelahiran yang bejek dengan darah. Seakan hanya pasrah apa yang terjadi di Palestina, pasrah yang resah di lautan sejarah yang menenggelamkan bangsa Filistin dengan air bah pembawa duka dari lautan tengah Mediterania Sudahlah, Aku tak mau bercerita lagi, Sayang Dan pulanglah! Basuh muka kau dengan air mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar